A. Latar Belakang
Masalah
Upaya
peningkatan kualitas pendidikan dari tahun ke tahun selalu menjadi program
pemerintah. Salah satunya dengan ditetapkannya UU. No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.[1]Kualitas
pendidikan ditentukan oleh penyempurnaan integral dari seluruh komponen
pendidikan seperti profesionalitas guru, penyebaran guru yang merata, kurikulum,
sarana dan prasarana yang memadai, suasana PBM yang kondusif, dan kualitas guru
yang meningkat dan didukung oleh kebijakan pemerintah.
Profesionalisme
guru secara konsinten menjadi salah satu faktor terpenting dari mutu
pendidikan. Guru yang profesional mampu membelajarkan murid secara efektif
sesuai dengan kendala sumber daya dan lingkungan. Namun, untuk menghasilkan
guru yang profesional juga bukanlah tugas yang mudah. Perkembangan kualitas
lembaga pendidikan Islam atau yang di sebut dengan madrasah yang bertugas
mengembangkan ilmu pengetahuan berkaitan erat dengan perkembangan
profesionalisme guru. Tantangan yang dihadapi dalam bidang manajemen, selama
ini tampak bahwa sebagian besar lembaga pendidikan Islam atau madrasah belum
dikelola secara memadai, untuk mengadakan upaya profesionalisme umumnya masih
sangat rendah terutama yang berada di daerah pedesaan..
Kondisi lembaga
pendidikan madrasah yang masih memprihatinkan terutama di bidang manajemennya,
ini mulai berubah pada awal tahun 90-an dengan munculnya sekolah-sekolah
berbasis Islam atau madrasah yang mengeksiskan dirinya untuk menjadi lembaga
pendidikan yang siap menghadapi perkembangan zaman. Salah satu perkembangan
yang mencolok dalam perkembangan lembaga pendidikan Islam di Indonesia adalah
munculnya sekolah-sekolah elit muslim yang lebih dikenal sebagai “Sekolah Islam
Unggulan”. Keunggulan sekolah itu diukur dari prestasi akademik maupun non
akademik begitu juga dari segi guru[2].
Berdasarkan
uraian di atas, pentingnya pengembangan profsionalisme sumber daya manusia
khususnya guru di Madrasah, maka diperlukan bentuk dan upaya-upaya dalam
pengembangan profesionalitasnya. Apalagi kenyataan di lapangan tantangan yang
dihadapi madrasah sangatlah kompleks, tampak bahwa sebagian besar madrasah
belum dikelola secara memadai, karena kurang profesionalismenya didalam
manajerialnya, untuk mengadakan perbaikan atau upaya pengaturan yang
profesional. Diperlukan pula evaluasi program untuk menilai dan membandingkan
perkembangan yang terjadi, sehingga langkah selanjutnya dapat mengetahui dan
menentukan kebijakan program manajemen pengembangan profesionalisme sumberdaya
guru madrasah yang bagai mana?. Yang pantas dan cocok dengan kebutuhan madrasah
yang di kelolah. Dan hal ini bisa masuk pada suatu rencana manajemen
pengembangan profesionalisme sumber daya, agar program pengembangan di madrasah
bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam langkah selanjutnya diperlukan
juga kerja sama yang baik antara pengelola dan guru secara bersama-sama, dan
terorganisir sehingga tujuan yang diinginkan dapat dilaksanakan dengan baik.
Dari beberapa
uraian tersebut diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam tulisan ini
adalah: Apakah yang dimaksud dengan evaluasi program manajemen ? dan apa upaya
yang akan dilakukan dalam kegiatan evaluasi program nanajerial perofesionalisme
guru madrasah?
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut, penulis ingin mengetahui bagaimana upaya dan proses
evaluasi manajemen pengembangan profesionalisme sumber daya guru madrasah.
C. Tujuan
Masalah.
1). Ingin
mengetahui pengertian Evaluasi program manajemen
2). Ingin
mengetahui upaya apa yang dilakukan dalam kegiatan evaluasi program manajemen
pengembangan profesionalisme guru
D. Pengertian
Evaluasi program Manajemen
program adalah
rencana dan kegiatan yang direncanakan dengan seksama. Jadi dengan demikian
maka pengertian evaluasi program adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengetahui dan menilai benar apa tidak atau dengan kata lain Evaluasi program
adalah keingintahuan penyusun program untuk melihat apakah tujuan program sudah
tercapai atau belum. Jika sudah tercapai bagaimana kualitas pencapaian kegiatan
tersebut, jika belum tercapai bagaimanakah dari rencana kegiatan yang telah
dibuat yang belum tercapai, apa sebab bagian rencana kegiatan tersebut belum
tercapai, adakah factor lain yang mempengaruhi ketidakberhasilan program
tersebut. Menurut Arikunto (1999: 290) "Evaluasi program adalah suatu
rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat keberhasilan
program". Ada beberapa pengertian tentang seberapa tinggi tingkat
keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan.
Manajemen ialah
proses mengintegrasikan sumber-sumber yang tidak berhubungan menjadi sistem total
untuk menyelesaikan suatu tujuan[3].
Yang di maksud sumber disini mencakup orang-orang, alat-alat, media
bahan-bahan, uang, sarana dan prasarana semuanya diarahkan dan di koordinasi
untuk mencapai tujuan.
Pemberdayaan
dan akuntabilitas guru baik dalam pengembangan profesionalitas sebagai seorang
pendidik tentunya tidak lepas dari beberapa syarat yang penting dalam proses
manajemen serta dasar yang harus selalu dilakukan, untuk mencapai tujuan yang
dinginkan. Hal ini di lakukan karena guru memiliki pengaruh yang sangat besar
dalam pengambilan keputusan dengan berpartisipasi dalam perencanaan,
pengembangan, monitoring, dan peningkatan program pengajaran di dalam sekolah
dengan kata lain guru adalah merupakan menejer atau pemimpin dalam mengelolah
suatu lembaga pendidikan, sehingga keberhasilah dalam dunia pendidikan
tergantung dari keprofesionalannya dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen
atau kepemimpinannya.
Miftah toha
menyatakan Kepemimpinan adalah suatu aktifitas untuk mempengaruhi aktivitas
orang lain, agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.[4]
Sedangkan Suhardiman Yuwono menyatakan Kepemimpinan tidak lain pada hakekatnya
adalah kemampuan seseorang untuk mengajak orang-orang bekerja sama melakukan
kegiatan-kegiatan dalam rangka mewujutkan tujuan efektif dan efesien dalam
usaha menyenangkan.[5]
Dari beberpa
pendapat tersebut maka dapat diabstraksikan bahwa kemampuan menejerial dalam
melakasnakan tugas tidak akan lepas dari fungsi manajemen dalam rangka
pengembangan profesionalitas dan sumberdaya guru madrasah. atau yang lainya.
Hal ini dilakukan karena berhasil tidaknya dalam pengembangan prosesionalitas
dan sumber daya guru itu tergantung dari mampu tidaknya sebagai seorang
pemimpin untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dengan baik.
Fungsi-fungsi
manajemen telah di kemukan oleh para sarjana yang dikutip oleh M. Manulang
dalam karyanya yang berjudul Dasar-dasar manajanemen. Diantaranya:
1. Laous A. Allan : leading,
Organising, Planning, Controling.
2. Prajudi Atmosudarjo: Planning,
Organising, Motivating, Actuating, Controling.
3. Winardi SE. : Planning, Organising,
Coordinating, Actuating, leading, Comonikating, controlling.[6]
Pada hakekatnya bila dikombinasikan
dari ketiga sarjana tersebut diatas, maka fungsi-fungsi manajemen adalah
sebagai berikut:
1. Planning.
|
5. Motivating.
|
2. Organising.
|
6. Leading.
|
3. Actuating
|
7. Comonikating
|
4. Coordinating
|
8. Controling.
|
Dari beberapa fungsi manajemen
tersebut maka dalam evaluasi program pengembangan propesionalitas dan sumber
daya guru madrasah penulis batasi pada sebagian fungsi manajamen sebagai
berikut;
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Koordinasi.
d. Komonikasi.
e. Pengawasan.
Setelah beberapa pengertian dan pembatasan
fungsi manajerial jelas ditetapkan, maka yang dimaksud dengan; evaluasi program
manajemen pengembangan profesionalisme sumber daya guru madrasah, tidak lain
adalah penilaian tindakan program manajerial dalam sebuah madrasah atau lembaga
pendidikan yang berbasis pendidikan Islam, yang meliputi; perencanaan,
pengorganisasian, koordinasi, komonikasi, dan pengawasan. Sehingga dapat dan
mampu untuk mengembangkan..profesioanalisme sumber daya guru madrasah yang
diinginkan, sesuai dengan kebutuhan atau tidak, atau apakah sesuai dengan
program atau tidak, dalam hal ini diperlukan evaluasi.
E. Upaya yang Dilakukan Dalam
Kegiatan Evaluasi Program Manajemen Pengembangan Profesionalisme Guru
Untuk lebih jelasnya penulis uraikan
dari masing-masig upaya yang dilakukan dalam tindakan manajerial dalam rangka
pengembangan manajemen pengembangan profesionalisme sumber daya guru madrasah,
ini penting untuk di ketahui karena sebagai bahan dasar untuk mengevaluasi
benar tidaknya di dalam tindakan manajerial yang dilakukan sebagai mana
berikut.
a. Perencanaan
Umum dilakukan oleh setiap orang
yang berakal normal dalam melakukan suatu kegiatan apapun saja, pasti diawali
dengan perencanaan atau yang dikenal dalam pengertian yang lain, adanya niat
yang sempurna. Apabila kegiatan itu timbul dari inisiatip sendiri itu adalah
merupakan langkah awal dari suatu kegiatan seseorang atau organisasi untuk
mencapai tujuan yang di harapkan.
Perencanaan didalam menajemen
pengembangan profesionalitas sumberdaya sangat diperlukan, baik didalam
menyelesaikan tugas maupun sebagai alat yang dapat membantu untuk menyelesaikan
tugas-tugas tertentu. Dan dengan adanya suatu perencanaan yang matang serta
disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada, dapat di jadikan pedoman bagi
pelaksanaan di dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Sebab apabila didalam
melakukan suatu pekerjaan tanpa diawali perencanaan yang matang maka pekerjaan
itu tidak dapat diselesaikan dengan optimal dan efesien.
Pandangan diatas diperkuat oleh
pendapat Q.U. Efendy beliau menyatakan bahwa “plaining atau perencanaan adalah
aktivitas menetapkan tujuan dan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan”.[7]
Dari pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan adalah
merupakan rangkaian kegiatan secara teratur yang dilakukan oleh seseorang atau
beberapa orang untuk mencapai tujuan tertentu.
Suatu perencanaan dalam sebuah
menajeman baik berupa organisasi kecil atau besar, harus diatur dengan baik,
serta harus memenuhi unsur-unsur yang harus ada didalam suatu perencanaan
diantaranya:
1). What : Apa yang
akan dikerjakan. Ini menyangkut tujuan
2). Where :Dimana
akan dikerjakan, ini menyangkut lokasi karenanya harus dipertimbangkan dengan
tepat.
3). How : Bagaimana
cara mengerjakan, ini berhubungan dengan tata cara melaksanakan kegiatan.
4). Who : Siapa
yang mengerjakan, hal ini berhubungan dengan orang yang melaksakan.
5). When : Kapan
dikerjakan, ini menyangkut masalah waktu pelaksanaan.
6). Why : Mengapa
dikerjakan, ini menyangkut kegunaan manfaat dan kegiatan.
Apabila
unsur-unsur tersebut telah dapat dipakai sebagai pedoman dalam perencanaan
pelaksanaan tugas, maka pekerjaan akan dapat diselesaikan dengan sempurna.
b. Pengorganisasian.
Didalam manajemen suatu organisasi
atau perkumpulan baik itu berupa pengembangan profesionalisme guru atau yang
lainnya, tidak dapat dikerjakan oleh satu orang saja, tetapi harus dikerjakan
secara bekerja sama diantara anggota-anggota kelompok sehingga dengan demikian
maka diperlukan pembagian tugas atau yang disebut sebagai pengorganisasian
untuk mencapai tujuan bersama.
Dengan demikian, maka organisasi
merupakan suatu wadah bagi manusia atau kelompok manusia untuk melakukan
kegiatan dalam mencapai tujuan bersama. Sedangkan dalam sebuah kelompok
organisasi diperlukan atau harus adanya pemimpim dan yang dipimpin dalam
melakukan kegiatannya. S.P. Siagian mengatakan: “Pengorganisasian adalah
keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung
jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang
dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditentukan”,[8]
Sedangkan menurut O.U Efendy
“pengorganisasian adalah kegiatan membagi-bagikan tugas kepada
komponin-komponin aktivitas di antara para anggota kelompok[9]
Dari beberapa pendapat tersebut dapat penulis tarik kesimpulan, bahwa
pengorganisasian adalah penyusunan dan pembagian tugas kepada masing-masing
anggota didalam suatu kelompok untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan
sebelumnya.
Agar suatu organisasi dapat berjalan
dengan baik maka ada sesuatu yang perlu diperhatikan dan harus di jadikan
sebagai pedoman sebagai prinsif organisasi, diantaranya adalah
1) harus menentukan
tujuan yang jelas.
2) Harus ada
sesuatau komando yang mengarah pada satu kesatuan.
3) Harus ada
pembagian kerja yang baik dengan struktur organisasi yang jelas.
4) Harus ada
pelimpahan wewenagn dan tanggung jawab.
5) Harus
tersedianya alat – alat yang digunakan dan mencukupi menurut kebutuhan.
c. Koordinasi.
Koordinasi
adalah merupakan fungsi manajeman yang dijalankan oleh seorang pimpinan. Koordinasi yang
dimaksud adalah sebagai usaha menyatukan kegiatan-kegiatan dari satuan-satuan
kerja (unit) organisasi bergerak sebagai kesatuan yang bulat guna melaksanakn
sekuruh tugas organisasi untuk mencapai tujuan[10]
d. Komonikasi.
Komonikasi adalah merupakan suatu
proses penyampaian impormasi dari seseorang kepada orang lain. Atau juga dapat
dikatakan komonikasi adalah merupakan proses penyampaian berita dari suatu
sumber berita kesuatu tenpat tujuan. Adapun yang perlu dilakukan dalam proses
pengembangan profesionalisem adalah perlunya sarana penerangan-penerangan atau
penyuluhan-penyuluhan, pelatihan-pelatihan tentang materi ajar yang diperlukan.
e. Pengawasan
Pengawasan merupakan salah satu
fungsi yang terakhir dari manajemen yang harus dilakukan oleh atasan atau
pimpinan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Pengawasan ini mempuyai
fungsi untuk mengetahui apakah pelaksanaan kerja sesuai dengan rencana atau
tidak, disamping itu juga untuk mencegah terjadinya penyimpangan. Pengawasan
ini dilakukan dengan harapan dapat menekan sekecil mungkin penyimpangan dalam
pelaksanaan tugas serta melakukan tindakan bila terjadi penyimpangan terhadap
tugas dan kewajiban yang telah diberikan kepada setiap anggota.
Sesuai dengan beberapa pengertian
tersebut diatas, maka definisi operasional dalam penilaian atau pengevaluasian
data dalam evaluasi program manajemen pengembangan profesionalisme sumber daya
guru madrasah dalam penulisan makalah ini, adalah merupakan standar atau ukuran
gejala gejala yang dipergunakan sebagai alat pengevaluasian. Sehingga dengan
pengukuran tersebut akan diperoleh gambaran tentang evaluasi program manajemen
pengembangan profesionalisme sumber daya guru madrasah. Adapun standart yang
penulis gunakan adalah sebagai berikut;
1). Perencanaan pengembangan
profesionalisme dapat di ukur dari:
. Usulan mengenai pengembangan
profesionalisme guru
. Usulan mengenai penetapan dana
apakah dari guru atau dari yayasan.
. Tertulis tidak mengenai bentuk
rencana pengembangan profesionalisme guru yang akan di lakukan.
2).
Pengorganisasian dapat diukur atau di evaluasi dari:
. Ada tidaknya
struktur pengembangan profesionalisme guru.
. Ada tidaknya
pembagian tugas , delegasi wewenang dan tanggung jawab dalam pengembagan
profesioanaisme.
. Digunakan atau
tidak sarana yang ada.
3). Koordinasi
dapat diukur atau di evaluasi dari:
. Sering tidaknya
penyelenggaraan rapat tentang propesioanalisme guru.
. Frekwensi
tingkat kehadiran dalam rapat.
. Sering tidaknya
adakan bimbingan tentang propesioanalisme sesuai dengan bidang study yang
bersangkutan.
4). Komonikasi
dapat dikukur atau di evaluasi dari:
. Sering tidaknya
pemberian keterangan dari pimpinan atau kepala madrasah
. Sering tidaknya
adanya konsultasi baik antara kedua pihak pimpinan atau atasan.
. Ada tidaknya
sarana komonikasi.
5). Pengawasan
dapat di ukur di evaluasi dari:
. Adanya
pengembangan profesionalisme sumberdaya guru atau tidak
. Pernah tidaknya
pengadaan perbaikan pengembagan profesioanalisme guru madtarasah
. Pernah tidaknya
pengelola atau pimpinan madrasah mengambil tindakan.
6).
Pengembangan profesionalisme guru dapat diukur di evaluasidari:
. Ada tidaknya
Peningkatan profesionalisme
. Cukup tidaknya
sarana untuk pengembagan profesionalisme.
. Hasil
profesionalisme guru sebelum diadakan evaluasi program manajemen
. Hasil
profesioanalisme guru sesudah diadakan evaliuasi program najemen.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan
ilmiyah terutama dalam penelitian lapangan diperlukan beberapa teknik untuk
pengumpulan data hal ini di lakukan sebelum diadakannya penganalisaan data.
Dalam penulisan ini oenulis menggunakan beberapa metode pengumpilan data yang
digunakan sebagai mana berikut:
1. Teknik
observasi
Adalah
merupakan salah satu metode ilmiyah, observasi dapat diartikan sebagai
persyaratan dan pencatatan sesuai dengan fenometa – fenomena yang di selidiki.
Berpandangan dengan pendapat tersebut, maka observasi adalah merupakan metode
penmgumpulan data dengan jalan mengamati obyek penelitian secara langsung
kelapangan untuk mengamati hal-hal yang berhubungan dengan masalah pengembangan
profesionalisme guru madrasah.
2. Teknik
Questioner
Questioner
dalam penelitian atau dalam penulisan ilmiyah adalah merupakan alat utama dalam
ramgka pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden
secara langsung, supaya responden yang dinberi pertanyan dapat memberikan
keterangan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya atau exseistensi masyarakat
yang ada.
Adapun teknik
questioner yang penulis ketahui saat ini itu ada dua tipe sebagai berikut:
a). Questioner
tipe isian yaitu di mana responden yang diberi pertanyaan itu diminta memberi
jawaban secara bebas terhadap pertanyaaan-pertaan yang ada.
b). Questioner
tipe pilihan yaitu bahwa item dari questioner tipt pilihan Cuma meminta
responden untuk memilih salah satu jawaban ( alternativ) yang sudah di
sediakan.
3. Interviewe:
Menurut Sutrisno
Hadi mengatakan bahwa interview adalah : ”sebagai salah satu tanya jawab lisan
dalam mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik yang satu dapat
melihat yang lain dan mendengarkan dengan telinga sendiri suaranya tanpak
merukan alat pengumpul informasi yang langsung tentang beberpa jenis data
sosial baik data terpendam (laten) maupun data manefes”.
Penggunaan
teknik tersebut, digunakan karena dapat dipakai sebagai pelengkap di samping
teknik-teknik yang lainnya.
4. Dokumentasi.
Winarni Surahman
mengatakan bahwa dokumentasi diartikan sebagai laoran tertulis dari suatu
peristiwa dan ditulis dengan segaja untuk menyimpan atau merumuskan keterangan
mengenai peristiwa
G. Analisa Data
Sebagai mana
telah di kemukan di muka bahwa untuk mengetahui kebenaran dalam sebuah
penelitian ini di pergunakan metode statistik, yaitu dengan data yang di
peroleh melalui interview, dokumentasi dan questioner atau pertanyaan –
pertanyaan yang telah penulis berikan kepada responden pada obyek yang di
teliti.
Untuk
mendapatkan kejelasan mengenai evaluasi manajemen pengembangan profesionalisme
sumber daya guru madrasah. Maka penulis mengunakan beberapa indikator yang di
gunakan sebagai alat ukur diantaranya adalah mengenai aktifitas yang dilakukan
dalam manajemen pengembangan profesioanaliasem guru sebagai mana berikut:
1. Perencanaan
. Usulan mengenai pengembangan
profesionalisme guru
. Usulan mengenai penetapan dana
apakah dari guru atau dari yayasan.
. Tertulis tidak mengenai bentuk
rencana pengembangan profesionalisme guru yang akan di lakukan
Dalam sebuah manajamen, perencanaan
merupakan sesuatu yang dapat menentukan jelas atau tidaknya dalam pelaksaaan
tujuan bersama sehingga dalam perencanaan maka diperlukan keikut sertaan dari
semua pihak apakah dari guru atau dari yayasan madrasah yang menetapkan
perencanaan. Untuk mendaptkan support dari masyarakat untuk pelaksanaan
perencanaan tersebut , maka baik pula kalau unsur-unsur yang ada didalam kelompok
atau masyarakat diikut sertakan di dalam perencanaan tersebut.
2. Pengorganisasian.
. Ada tidaknya
struktur pengembangan profesionalisme guru.
. Ada tidaknya
pembagian tugas , delegasi wewenang dan tanggung jawab dalam pengembagan
profesioanaisme.
. Digunakan atau
tidak sarana yang ada.
Setelah penulis
mengetahui dari pengorganisasian pengembangan profesionalisma yang ada dapat
dikatakan baik dengan standart yang tinggi nilainya. Dan keadaan ini disebabkan
karenma struktur organisasi yang disertai oleh adanya pembagian tugas ,
delegasi wewenang dan menggunakan sarana yang yang disertai dengan tangung
jawab dalam pelaksanaan manajemen pengembangan yang dilakukan. Akan mengalami
kejelasan dan tanggung jawab sehingga sampai pada tujuan yang akan di capai.
3. Koordinasi.
. Sering tidaknya
penyelenggaraan rapat tentang propesioanalisme guru.
. Frekwensi
tingkat kehadiran dalam rapat.
. Sering tidaknya
adakan bimbingan tentang propesioanalisme sesuai dengan bidang study yang
bersangkutan.
Setelah penulis
mengetahui adanya koordinasi yang didalamnya ada pengintegrasian ,
penyelenggraan rapat dan bimbingan. Serta adanya rapat untk mencapai tujuan
manajemen pengembangan sumberdaya guru madrasah maka dengan secara otomatis
maka akan tercipta pula pemprosesan informasi baru untuk mencapai tujuan
manajemen. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa pengorganisasian yang
baik atau efesien harus adanya pengintegrasian tujuan dan kegiatan-kegiatan
pada satuan-satuan terpisah untuk mencapai tujuan manajenen yang baik dan efektif
4. Komonikasi.
. Sering tidaknya
pemberian keterangan dari pimpinan atau kepala madrasah
. Sering tidaknya
adanya konsultasi baik antara kedua pihak pimpinan atau atasan.
. Ada tidaknya
sarana komonikasi.
Dalam manajemen
pengembangan sumberdaya profesionalisme guru madrasah proses komonikasi dapat
terjadi untuk tujuan manajemen yang diinginkan, karena melalui sarana
komonikasi yang ada. Maka dengan begitu akan terjadi kolaborasi antara bawahan
dan atasan , sehingga terjadi komonikasi yang efektif yang dapat menunjang
terhadap kelancaran dalam kegiatan manajemen pengembangan profesionalisme guru
madrasah yang diinginkan.
Selain dari hal
tersebut pemberian keterangan dari pimpinan , adanya konsultasi antara bawahan
dan atasan serta di lengakapinya sarana komonikasi yang ada, akan mengakibatkan
anggota manajemen akan semakin mengerti serta dapat membedakan mana kekurangan
dan perkembangan yang telah di capai serta apa yang dapat menimbulkan kesulitan
serta suatu yang dapat menimbulkan ketidak efektifan dan menggagnggu dalam
program pengembagan manajemen yang di inginkan.
5. Pengawasan.
. Adanya
pengembangan profesionalisme sumberdaya guru atau tidak
. Pernah tidaknya
pengadaan perbaikan pengembagan profesioanalisme guru madtarasah
. Pernah tidaknya
pengelola atau pimpinan madrasah mengambil tindakan.
Hal ini
dilakukan dalam proses manajemen dengan tujuan supaya dapat mengukur
pengembangan profesionalisme yang dinginkan atau tujuan bersama dalam kelompok
madarasah sehingga dengan pengwasan ini dapat pula ditemukan jalan keluar dari
beberapa hal-hal yang dapat menghambat terhadap terhadap rencana manajemn yang
diharapkan dan melanjutkan langkah kedepan yang lebih baik
6. Pengembangan
profesionalisme guru dapat diukur di evaluasidari:
. Ada tidaknya
Peningkatan profesionalisme
. Cukup tidaknya
sarana untuk pengembagan profesionalisme.
. Hasil
profesionalisme guru sebelum diadakan evaluasi program manajemen
. Hasil
profesioanalisme guru sesudah diadakan evaliuasi program najemen.
Adanya
peningkatan profesionalisme ini digunakan untuk mengetahui tentang ada tidaknya
pekembangan profesionalisme yang dihasilkan dari proses manajemen yang
dilakukan. Sehingga dalam proses ini di perlukan gambaran tentang paroses
sebelum terjadinya manajemen dan gambaran terjadimya proses pengembang
profesioanalisme sesudah terjadinya peroses manajemen. Sehingga dengan demikian
kita akan dengan jelas akan mengetahui perkembangan yang ada.
H. Kesimpulan
Dari beberapa
permasalah yang telah diuraikan di muka maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
Manajemen Pengembangan Profesionalisme Sumber Daya Guru Madrasah. Akan dapat
dengan mudah terlaksana jika dalam prosesnya selalu mengunakan dan berpedoman
pada fungsi manajemen yang baik Diantaranya adalah adanya perumusan dan tujuan
yang jelas, menetapkan suatu struktur organisasi, mengadakan pembagian kerja.
delegasi kekuasaan atau pelimpahan wewenang dan tanggung jawab, tingkat-tingkat
pengawasan, menyususn alat yang digunakan, adanya kesatuan komando atau
perintah dan tanggung jawab, dan adanya koordinasi yang baik.
Selain dari
pada itu pada itu manajemen pengembangan profesionalisme sumber daya guru
madrasah. Akan dapat dengan mudah terlaksana apabila mengenal beberpa faktor
yang dapat mendorong upaya pengembangan profesionalisme guru di Madrasah yang
meliputi: (a) adanya kecocokan atau kesesuaian visi, misi dan target lembaga
sebagai madrasah unggulan, (b) guru dianggap sebagai ujung tombak dalam
meningkatkan mutu sekolah, (c) dukungan dan otoritas penuh dari yayasan,
khususnya dalam hal pendanaan. (e) standar mutu pendidikan yang semakin tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sismanto,
“Analisis Pengembangan Profesionalisme Guru pada Lembaga Pendidikan Islam di
Kota Malang “,Posted on, 31 May 2007: http:/
/mkpd.wordpress. com/2007
/05/31/analisispengembangan-profesionalisme-guru-pada-lembaga-pendidikan-
islam-di-kota-malang/ (Diakses 23-12-08).
2. Made pidarta,
Manajemen pendidikan Indonesia,(Jakarta: PT Renika Cuipta, 2004)
3. Miftah Thoha,
Prilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, ( Jakarta: CV Raja Wali, 1983)
4. Suhardiman
Yuwono, Kepemimpinan dalam Organisasi Aparatur Pemerintah,( Yogyakarta:
Penerbit Alumni Bandung, 1983)
5. M. Manulang,Dasar-dasar
Manajemen,(Jakarta: Galio Indonesia, 1981)
6. O, U. Efendy,
Humanan Relation dan Human Relation dalam Manajemen,(Yoguakarta: Alumni
Bandung, 1983)
7. SP. Siagian,Filsafat
Administrasi, (Jakarta: PT Gunung Agung, 1984)
8. Suharno Handoyo
Diningrat, Administrasi pemerintahan Dalam pembangunan Nsional,( Jakarata:
Gunung Agung, 1982)
9. Sukarno,Manajemen,
(Jakarta: Barata, 1975),
10. M. Manulang, Dasar-dasarr
Manajemaen,(Jakarta: Galio Indonesia, 1988)
[1] Sismanto, “Analisis Pengembangan Profesionalisme Guru pada
Lembaga Pendidikan Islam di Kota Malang “,Posted on, 31 May 2007: http:/
/mkpd.wordpress. com/2007
/05/31/analisispengembangan-profesionalisme-guru-pada-lembaga-pendidikan-
islam-di-kota-malang/ (Diakses 23-12-08).
[4] Miftah Thoha, Prilaku Organisasi
Konsep Dasar dan Aplikasinya, ( Jakarta: CV Raja Wali, 1983)hlm,232
[5] Suhardiman Yuwono, Kepemimpinan
dalam Organisasi Aparatur Pemerintah,( Yogyakarta: Penerbit Alumni Bandung,
1983), hlm. 1.
[7] O, U. Efendy, Humanan Relation
dan Human Relation dalam Manajemen,(Yoguakarta: Alumni Bandung, 1983)
hlm.6.
[10] Suharno Handoyo Diningrat,
Administrasi pemerintahan Dalam pembangunan Nsional,( Jakarata: Gunung Agung,
1982), Hlm 117.
Tag :
MAKALAH
0 Komentar untuk "MAKALAH EVALUASI PROGRAM MANAJEMEN PENGEMBANGAN PROFESIONALISME"